Kesal Tidak Ada Pekerja Lokal Bekerja di Rig PHRZ 4 Field Limau, Warga Kasih Dewa Tergabung FKPD Stop Moving Rig
Warga Desa Kasih Desa tergabung dalam FPKD melakukan aksi penyetopan moving Rig Epi 8 di wilayah PHRZ 4 Field Limau, dua hari belakangan ini.
Foto : Kabarpatroli.id
Kesal Tidak Ada Pekerja Lokal Bekerja di Rig PHRZ 4 Field Limau, Warga Kasih Dewa Tergabung FKPD Stop Moving Rig
KABARPATROLI–Muara Enim, setiap ada Rig di wilayah PHRZ 4 Field Limau melakukan pengeboran sumur dan tidak mempekerjakan pekerja lokal. Hingga, masyarakat hanya jadi penonton atas pengeboran sumur notabene SDA Migas di wilayahnya. Terus dikeruk, tetapi tidak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Puncaknya, 2 hari belakangan ini, warga Desa Kasih Dewa bergabung dalam FPKD melakukan aksi penyetopan moving Rig Epi 8 di lokasi tersebut.
PHRZ 4, pantauan awak media menurunkan Tim Sekuriti bersama BKO TNI PHRZ 4 dalam rangka mengamankan proses moving Rig tersebut.
Informasi dihimpun awak media, sempat terjadi ketegangan antara warga mengelar aksi dan BKO TNI PHRZ 4 mengamankan agar Rig Epi 8 masuk ke lokasi sumur dan melaksanakan pekerjaannya.
Ketua FKPD, Rusli mengatakan, bukan tanpa alasan aksi tersebut digelar. Pasalnya, menuntut haknya sebagai masyarakat agar pekerja lokal dilibatkan proses pengeboran sumur di Rig Epi 8.
“Cukup sudah warga kami di sini, hanya jadi penonton saja. Setiap kali Rig buka, banyak orang luar bekerja. Sedangkan, warga kami tidak ada bekerja,” beber Rusli.
Padahal, kata dia, sesuai aturan dan ketentuan setiap ada kali Rig di wilayah wajib mempekerjakan pekerja lokal. “Aksi kita ini, sempat di halang-halangi BKO TNI dari PHRZ 4 sengaja diturun guna mengamankan proses moving Rig ini. Kita persilakan Rig masuk, tetapi jangan ada mulai kerja. Sebelum ada kesepakatan, berapa banyak warga kita dipekerjakan di Rig ini,” tukasnya.
Ucapnya, adanya pengeboran sumur selam ini tanpa melibatkan warga ataupun pekerja lokal, jelas merugikan dan harapannya ke depan tidak terjadi lagi. “Tindakan BKO TNI PHRZ 4 diduga melakukan intimasi, atas kegiatan aksi warga tersebut sayang kita sayangkan. Harusnya, melayani masyarakat secara baik-baik dan bukan marah-marah seperti itu,” sebutnya.
Selain itu, FPKD juga hak-hak mereka di dalam kegiatan Rig di wilayahnya dikembalikan seperti semula. Sesuai komitmen, antara manajemen sebelumnya. “Tidak hanya mempekerjakan pekerja lokal, tetapi hak-hak ini telah disepakati sebelumnya juga harus dikembalikan seperti semula,” tambahnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari Comrel and CID PHRZ 4 atas video aksi intimidasi dilakukan BKO TNI PHRZ 4 terkait permintaan warga lokal ingin dipekerjakan di kegiatan Rig tersebut.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media Kabarpatroli.id hingga hari ini Jum'at (1/11/24) situasi di lokasi desa Kasih Dewa Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan - Indonesia semakin memanas. *CNN