Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masyarakat Dilibatkan Dalam Pengawasan Program Relokasi Mandiri Korban Gempa dan Tsunami Palu


Masyarakat Dilibatkan Dalam Pengawasan Program Relokasi Mandiri Korban Gempa dan Tsunami Palu


Palu,Kabarpatroli- Pemerintah Kota Palu melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana berbasis partisipasi masyarakat dalam program relokasi mandiri atau penyediaan hunian tetap mandiri sebagai upaya pemenuhan hak korban gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.


"Mereka yang tergabung di kelompok masing-masing tidak hanya sebatas sebagai penerima manfaat, dari kelompok itu ada sinergi yang terbangun dan saling membantu, sehingga tidak ada dari WTB ini yang tidak terakomodasi. Nah, ini salah satu bentuk partisipasi," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Palu Zulkifli, Rabu (23/12/2020).


Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kehadiran pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dilaksanakan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Perumahan Sulawesi Tengah sangat membantu pemerintah daerah berkolaborasi memenuhi kebutuhan dasar hunian kepada WTB.


Dalam hal ini, partisipasi masyarakat tidak hanya membentuk kelompok WTB, tetapi mereka juga dilibatkan dalam pengawasan kegiatan konstruksi nanti hingga finising, dibantu tim fasilitator yang sudah dibentuk PUPR.


"Saat ini tahap pembangunan huntap mandiri sudah dimulai, tim fasilitator sedang bekerja bersama pihak ketiga yang mengerjakan konstruksi," ucap Zulkifli.


Kepala SNVT Perumahan Sulawesi Tengah Rezki Agung menjelaskan, model partisipasi masyarakat tidak hanya melibatkan WTB sebagai penerima bantuan, tetapi warga sekitra turut dilibatkan sebagai tenaga kerja lokal pada proyek pembangunan huntap dengan tetap memperhatikan aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3).


"Selama ini kami melibatkan masyarakat. Tenaga kerja yang terlibat di huntap mayoritas tenaga kerja lokal, lalu material-material digunakan seperti Batako dan sebagainya diperoleh dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat sekitar," kata Agung.


Pada pekerjaan konstruksi, huntap mandiri menggunakan skema Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dengan ukuran bangunan seluas 6x6 meter persegi atau tipe 36 difasilitasi meteran listrik berkapasitas daya 1.300 watt.


Program relokasi mandiri korban gempa, tsunami dan likuefaksi Palu, diikuti kurang lebih 160 keluarga tersebar di empat kelurahan yakni Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan sebanyak 95 unit, Kelurahan Duyu dan Kecamatan Tatanga enam unit, Kelurahan Kayumalue Pajeko dan Kelurahan Panau sebanyak 20 unit, dan Kecamatan Tawaeli 39 unit.


"Dari empat kelurahan ikut program ini, Kelurahan Petobo terbanyak yakni 95 unit banguan," katanya.


Skema huntap mandiri yang digagas pemerintah ini menjadi salah satu solusi untuk mengakomodasi warga yang tidak ingin direlokasi ke tempat relokasi yang sudah disediakan.


(*/eko prasetyo)